Kejadian Ini Bakal Membuat Investor Enggan ke Riau

PEKANBARU (RiauInfo) - Aksi penyanderaan mobil yang kembali dilakukan Komite Perjuangan Hak Putra Melayu Riau (KRPH-PMR) Senin (9/4) lalu di Duri, sangat disayangkan banyak pihak. Aksi itu ada kesan kelompok tersebut memaksakan kehendaknya. 
Seperti yang diketahui, kemaren berlangsung pertemuan antara pihak KRPH-PMR dengan pemimpin perusahaan mitra PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dengan difasilitasi PT CPI sendiri. Dalam pertemuan tersebut tidak ditemukan kesepakatan. Karena tidak adanya kesepakatan, sejumlah anggota KRPH-PMR melakukan aksi penyanderaan terhadap mobil-mobil milik perusahaan yang hadir dalam pertemun tersebut. Maksudnya sebelum perusahaan-perusahaan itu mengabulkan keinginannya, mobil-mobil tersebut tidak akan dilepas. Karena terpaksa, sebanyak 31 perusahaan yang ikut dalam pertemuan tersebut akhirnya menandatangani perjanjian yang isinya mengabulkan poin-poin keinginan dari pihak KRPH-PMR. Dari pada harus jalan kaki pulang ke kantor, hal tersebut terpaksa dilakukan. Sikap yang tidak sempatik dan berkesan memaksakan kehendak itu sangat disesalkan sejumlah pihak. Aguswarman (31) salah seorang warga yang selalu mengamati permasalahahan sosial Riau Selasa (10/4) kepada RiauInfo mengatakan, sikap main paksa tersebut akan merugikan Riau. Kalau masyarakat melakukan pemaksaan agar bisa diterima bekerja di suatu perusahaan, dampak buruknya sangat besar. Para investor pasti akan enggan untuk menanamkan modalnya di daerah ini. "Mereka takut hal yang sama akan menimpa dirinya," ungkap dia lagi. Padahal selama ini Pemprov Riau sudah bekerja keras untuk membuat para investor tertarik menanamkan modalnya di daerah ini. "Tapi kalau ternyata sikap masyarakatnya tidak simpatik seperti itu, usaha Pemprov Riau tersebut akan sia-sia belaka," tambahnya.(Ad)

Berita Lainnya

Index