Kasus Hukum yang Menjerat Sejumlah Anggota DPR Dapat Memperbesar "Golput"

news5825PEKANBARU (RiauInfo) - Banyaknya anggota DPR tersangkut masalah hukum akhir-akhir ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap meningkatkan angka Golput (golongan putih) pada pemilu mendatang. Sebab kasus-kasus hukum yang melibatkan anggota DPR itu dapat menimbulkan sikap apatis masyarakat terhadap partai politik. Hal itu dikatakan Ketua Harian Bappilu Pusat Partai Golkar dan juga Ketua DPD Partai Golkar Bidang Kesra, Firman Subagyo dalam bincang-bincangnya dengan RiauInfo usai penutupan Rakordawil-V Kamis malam (24/7) di Pekanbaru. Menurut Firman, keberadaan Golput ini sebenarnya bisa digarap oleh Partai Golkar asalkan partai ini mampu mengatasi latar belakang yang membuat mereka Golput. "Makanya Golkar telah melakukan penelitian terhadap penyebab dari Golput itu sendiri," ujarnya. Ada beberapa hal yang menyebabkan orang-orang memilih Golput dalam pemilu. Diantaranya munculnya kejenuhan masyarakat terhadap bidang politik, munculnya sikap apatis terhadap kondisi sosial ekonomi yang terjadi saat ini, dan munculnya sikap apartis masyarakat terhadap partai terkait banyaknya anggota legislatif terjerat hukum. "Untuk itulah Partai Golkar sudah merumuskan kiat-kiat bagaimana bisa menggalang massa sebanyak-banyaknya, termasuk kelompok Golput yang jumlahnya cukup besar," jelas. Dengan kiat-kiat itu, Firman yakin target 30 persen suara itu akan bisa diperoleh Partai Golkar. Adapun kiat-kiat yang dijalankan Partai Golkar adalah dengan lebih memasyarakat dan mendekatkan diri dengan masyarakat. Golkar harus bisa berdiri paling depan dalam menjawab segala permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Selain itu, menurut Firman lagi, calon legislatif dari Partai Golkar haruslah dari orang-orang yang bersih dari hukum, punya kualitas yang lebih baik, berdedikasi dan mampu berkomunikasi dengan masyarakat. "Dengan demikian pada saat nantinya mereka jadi wakil rakyat, mereka tidak akan mengecewakan rakyat yang telah dipilihnya," tambahnya. Firman menambahkan, Partai Golkar juga harus bisa menjawab segala isu yang merugikan partai. Sebab dari hasil survei diketahui penurunan simpati masyarakat terhadap Partai Golkar disebabkan adanya lawan politik partai ini memanfaatkan isu-isu itu untuk mendiskriditkan Golkar. Dicontohkannya isu kenaikan harga BBM, pemadaman listrik dan sebagainya yang selalu dikait-kaitkan dengan kbijakan orang-orang di partai Golkar. "Karena Wapres adalah kader dari Golkar, maka lawan politik Golkar menuding itu perbuatan Golkar," jelasnya. Disinilah kemampuan partai Golkar diuji untuk menjelaskan kepada rakyat mengenai duduk perkara sesungguhnya, misalnya kenapa harga BBM dinaikkan dan kenapa terjadi pemadaman listrik. "Sehingga jangan sampai isu-isu itu dimanfaatkan lawan-lawan politik untuk memojokkan Partai Golkar," tambahnya.(ad)

Berita Lainnya

Index