Kapan Saatnya Tersenyum Untuk PLN?

Senyum sinis sejumlah rekan yang bertanya terkait merahnya rapor PLN dan pemadaman bergilir sempat menjadi teka-teki dalam hati. Pasalnya, senyuman itu terkait tulisan Pelintir yang meng-indikasi-kan pemadaman bergilir hanya skenario PLN untuk langgeng melakukan peluang korupsi BBM. Dimuat beberapa kali dengan bahasan berbeda di kolom Pelintir RiauInfo.com beberapa waktu silam. Namun, senyum sinis itu mulai dijawab oleh senyum ikhlas masyarakat. Pasalnya, pelaku korupsi sejumlah oknum PLN yang menggelapkan BBM di sejumlah pembangkit di Riau, mulai dibekuk dan diusut polisi hingga sekarang!
Cerita mengatasi krisis listrk Riau yang bersumber dari dugaan skenario pembohongan publik oleh PLN, dimulai dengan tulisan kolom Pelintir pada 25 September 2009 silam. Tulisan dengan judul Nikmatnya Mengecam dan Mengancam PLN, jadi embrio Pelintir untuk merangsang pemerintah daerah agar mampu mengambil sikap untuk mengelola listrik sendiri, berhubung telah keluarnya UU kelistrikan terbaru dari negara ini. Pemadaman Listrik dan Sistim Solar-isme PLN, merupakan judul tulisan selanjutnya pada 10 Oktober 2009 silam di kolom Pelintir. Kolom ini menceritakan mudahnya menggelapkan BBM di sejumlah PLTD di Riau. Hasil nyata penggelapan BBM terhadap masyarakat adalah pemadaman bergilir! Pada 16 Oktober 2009, Pelintir membeberkan tangguhnya peluang korupsi BBM PLN akibat tidak pernahnya dilakukan audit PLN oleh BPK RI. Pelintir ini berjudul Celaka 13, PLN Hanya Bisa Diperiksa BPK RI Pusat!. Sedangkan pada 18 Oktober 2009, Pelintir menceritakan begitu otoriternya pihak PLN yang mengoperasikan PLTD di negeri seribu Parit, Tembilahan. Pelintir tersebut berjudul Mahalnya Listrik di Negeri 1.000 Parit. Teka teki senyuman sinis rekan itu terjawab sudah saat kasus penjualan minyak solar ilegal dari PLTD Pangkalan Kasai terbongkar, saat polisi berhasil mengamankan satu unit mobil jenis L300 dan Carry Pick Up, membawa sekitar 3.000 liter minyak solar ilegal. Penangkapan dilakukan pada Rabu (28/10/09) silam di Terminal Rengat. "Saat itu sopir mengakui kalau minyak solar itu dibawa dari PLTD Pangkalan Kasai. Sopir L300 dan Carry Pick Up juga mengakui minyak solar tersebut milik AY, warga Pasiran, Kecamatan Rengat,"ucap Kasat Reskrim AKP Ida Ketut mewakili Kapolres Inhu, AKBP Hermansyah, seperti yang diterbitkan Tribun Pekanbaru, Selasa (10/11/09) ini. Sudah puaskah masyarakat tersenyum, meski trauma pemadaman bergilir yang dilakukan PLN di Kota Pekanbaru hingga sempat mencapai 12 jam sehari. Juga masih kuat dugaan pembohongan publik dan penggelapan BBM-nya belum terungkap? Kelebihan gas dan solar dari PLTG dan PLTD Teluk Lembu masih menyisakan tanda tanya besar atas pemadaman bergilir di Pekanbaru selama ini? Penulis Suryadi wartawan www.riauinfo.com

Berita Lainnya

Index