Jadi Kendalam Pengembangan Ristek di Indonesia

SIAK SRIINDRAPURA (RiauInfo) - Keterbatasan dana selalu menjadi hambatan dalam berbagai hal, termasuk dalam mengembangkan riset dan teknologi di Indonesia. Padahal ristek sangat penting kegunaannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 
Hal itu dikatakan Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman kepada wartawan usai menyaksikan penyambungan Jembatan Siak Sriindrapura di Siak kemaren. Menurut dia, idealnya Unesco pernah menggariskan bahkan biaya untuk riset dianggarkan sebanyak 3 persen dari PDB (produk domestik bruto). "Untuk Indonesia pada tahun 2007 ini hanya ada 0,3 persen dari PDB," ujar Menristek kepada wartawan, Kamis (15/2) di Siak Sri Indrapura. Untuk meningkatkannya berbagai upaya dilakukan, di antaranya dinaikkan anggarannya dari tahun-tahun sebelumnya. Pada awal dirinya menjadi Menristek tahun 2004, kata Kusmayanto, anggaran untuk riset ini hanyalah Rp200 M. Tapi totalnya bisa lebih dan mencapai Rp1 T karena meliputi juga untuk LIPI, Batan dan lainnya. Setelah ada peningkatan dari tahun ke tahun, maka tahun 2007 anggarannya naik dan meningkat menjadi Rp2,5 T. Untuk menunjang kegiatan riset dan iptek ini, dia mengajak pemerintah daerah harus mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada Iptek. Dikatakannya, bahwa berdasarkan UU no 18/2006 tentang teknoogi, iptek harus diutamakan dalam menunjang ekonomi. Bahan dalam PP diatur lebih jauh bahwa kerja sama iptek harus diserahkan pada pendapatan pemerintah, bukan pajak. Dia mencontohkan jika ada Unri bekerjasama dengan perusahaan seperti Caltex dalam hal riset, maka belanjanya bisa langsung dipakai tanpa disalurkan melalui pemerintah. Ini menurutnya merupakan salah satu bentuk insentif untuk meningkatkan gairah riset di tanah air.(Ad)

Berita Lainnya

Index