Inhu Dinyatakan Siaga Banjir

RENGAT (RiauInfo) - Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Daerah (Kebangpol PBD) Kabupaten Inhu sudah menetapkan status siaga tiga bahaya banjir untuk Kecamatan Batang Gansal, Seberida dan Rakit Kulim. Kesbang PBD juga telah menyiapkan sejumlah tenda penampungan untuk evakuasi serta menyiapkan dapur umum. “Untuk beberapa kecamatan sudah berstatus siaga tiga bahaya banjir. Kita juga sudah instruksikan camat bersangkutan agar mendata seakurat mungkin dampak banjir dan memberikan laporan lengkap. Sehingga penyaluran bantuan dari Pemkab Inhu dapat tepat sasaran,” ujar Kepala Kesbangpol PBD. Inhu, Adri Bahar, Selasa (10/12). Dijelaskan Adri, banjir yang melanda beberapa desa di tiga kecamatan tersebut disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi di daerah hulu hingga menyebabkan air sungai meluap. Berdasarkan hasil pantauan dan laporan yang diterima Kesbangpol PBD mulai Senin (9/12) kemarin, sejumlah lahan milik warga yang tergenang banjir yakni di Desa Kuantan Tenang Kecamatan Rakit Kulim seluas 41 hektar sawah padi, 60 hektar kebun karet dan lima buah rumah. “Sejumlah sarana dan prasaran pendidikan kini nyaris terendam," jelasnya. Sedangkan di Desa Penyaguan Kecamatan Batang Gansal, sebanyak 300 rumah sudah terendam banjir. Ketinggian banjir dari atas jalan aspal mencapai 20-30 cm. Beberapa rumah rumah yang terendam banjir ketinggian air sudah ada mencapai 50 cm. Sedangkan lahan perkebunan yang terendam lebih dari 1.000 hektare. Selain itu, sejumlah fasilitas umum lainnya yang berada di Kecamatan Batang Gansal juga ikut terendam banjir seperti masjid dan sekolah dasar. "Di Desa Penyaguan saat ini sudah kita pasang 2 dua buah tenda untuk evakuasi warga serta mendirikan dapur umum,” terangnya. Desa Penyaguan merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Inhu yang selalu menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Banjir di desa ini disebabkan meluapnya Sungai Gansal akibat tingginya curah hujan di hulu. Karena selalu menjadi langganan banjir, mayoritas masyarakat Desa Penyaguan sudah terbiasa menghadapi banjir, meskipun banjir tersebut sudah merendam rumah. Warga biasanya memilih tetap bertahan di rumah dengan membuat jembatan. Meski demikian, Ardi berharap masyarakat yang bermukim disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) waspada terhadap bahaya banjir yang sewaktu-waktu dapat mengancam. Sebab jika curah hujan tetap tinggi di bagian hulu, kemungkinan ketinggian air sungai akan terus mengalami peningkatan dan dapat meluap ke pemukiman warga. "Kami juga mengimbau warga agar selalu memperhatikan anggota keluarganya, terutama terhadap anak-anak dan lansia serta terus berkoordinasi dengan aparatur desa ataupun kecamatan. Sehingga berbagai kejadian yang tidak diinginkan dapat dihindari," terangnya.(mcriau)

Berita Lainnya

Index