Indonesia-Singapura Perkuat Kerjasama Pariwisata

jokowi SEMARANG (Riauinfo)  – Indonesia dan Singapura makin kokoh memantapkan kerjasama di bidang pariwisata. Penguatan itu ditandai dengan penandatangan MoU on Tourism Indonesia – Singapore di sela-sela Leaders’ Retreat, di Semarang, Senin lalu.  Nota kesepahaman di sektor pariwisata itu diteken oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya dan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, S. Iswaran di hadapan Presiden RI, Joko Widodo, dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, di Wisma Perdamaian, Tugu Muda, Semarang, Jawa Tengah. Agenda ini mendapat perhatian ekstra dari kedua negara. Tercermin dari banyaknya pejabat tinggi yang hadir menyaksikan MoU itu dalam forum Leaders’ Retreat. Dari Indonesia, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kematiriman Luhut Binsar Panjaitan, Mensesneg Pratikno, Menristek Dikti Mohammad Nasir, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menkominfo Rudiantara, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sementara dari Singapura, Perdana Menteri  Lee Hsien Loong ditemani Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Teo Chee Hean, Menteri Perdagangan dan Industri Lim Hng Kiang, Menteri Komunikasi dan Informasi Yaacob Ibrahim, Menteri Pertahanan Ng Eng Hen, Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan, Menteri Perdagangan dan Industri  S Iswaran, Menteri Pendidikan (Pendidikan Tinggi dan Keterampilan) dan Menteri Kedua Pertahanan Ong Ye Kung, Menteri Senior Negara untuk Kesehatan dan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Amy Khor, dan Menteri Negara untuk Kesehatan dan Komunikasi dan Informasi Chee Hong Tat. Lingkup kerja sama MoU ini betul-betul pengembangan pariwisata kedua negara, yang semakin akrab dan saling support selama dua tahun ini. Terutama soal promosi dan pemasaran bersama; kapal pesiar (cruise); dan Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions  (MICE). Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah pembangunan destinasi dan pelabuhan; pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, seminar, dan loka karya; penelitian dan pengembangan; investasi pariwisata; kerja sama sektor swasta; dan pertukaran informasi. Proses kelahiran MoU Kerja Sama Pariwisata RI-Singapura tak butuh waktu lama. “Ini MoU tercepat yang pernah dibuat Singapura,” ungkap Leong Yue Kheong, Assistant Chief Executive of Singapore Tourism Board. Kedua negara sama membutuhkan kerja bareng tersebut. Memang sejak tahun 2010, Singapura menunjukkan minatnya untuk bekerja sama di bidang kapal pesiar. Namun Indonesia masih mengkalkulasi untung ruginya bekerja sama di bidang kapal pesiar dengan Singapura. Baru pada era Presiden Joko Widodo, diputuskanlah bahwa kerja sama pariwisata dengan Singapura menjadi hal yang harus diprioritaskan. Arahan Presiden Jokowi pada Leaders Retreat di Singapura, 28 Juli 2015 jelas. Indonesia dan Singapura harus bersama-sama melakukan kerjasama promosi untuk pariwisata menjadi  paket destinasi bersama. Muaranya, peningkatan kedatangan turis di kedua negara. Hal ini segera ditindaklanjuti Menteri Pariwisata Arief Yahya. Dalam berbagai kesempatan Mantan Dirut PT Telkom ini menyebut Singapore adalah transportation hub bagi pariwisata Indonesia. Harus diakui, jutaan orang transit di Changi Airport, selain 15,5 juta wisatawan yang masuk ke Singapore. Dalam beberapa kegiatan promosi, sejatinya kerjasama Kemenpar dengan Changi International Airport sudah terjadi. "Istilahnya kami menjaring ikan di kolam yang sudah banyak ikannya," kata Arief Yahya. Kalau Bali diformat menjadi tourism hub, lalu Jakarta sebagai trade and investment hub, maka Singapore merupakan transportation hub. "Terus terang, saat ini pun wisman yang masuk ke Indonesia juga banyak transit dari Singapore, karena persentase direct flights ke Indonesia masih minim," kata Menpar. Begitu pun soal Yachts dan Cruises yang selama ini bersandar di Singapore. Mereka bisa membuat paket berkeliling perairan Indonesia, merapat dari pulau ke pulau, dari destinasi ke destinasi di tanah air. "Maka wisata bahari Indonesia bisa hidup, brrgairah, dan investor Singapore juga bisa bekerjasama membangun banyak destinasi di Indonesia," katanya. Respon Singapura bagus. Lewat Kemenlu SIngapura malah menyodorkan satu MoU Kerja Sama Pariwisata yang  mencakup bidang kapal pesiar. Indonesia pun menyambut baik usulan tersebut. Senin (14/11) MoU Kerja Sama Pariwisata Indonesia – Singapura pun langsung ditandatangani. “Ini satu-satunya MoU yang ditandatangani di hadapan kedua kepala negara dalam pertemuan Leaders’ Retreat tahun ini. Kerja sama pariwisata memang merupakan salah satu fokus hubungan bilateral Indonesia dengan Singapura,” jelas Michael Goutama, Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia untuk Singapura. Poin kerjasamanya mencakup banyak hal. Nomor satu, mengikat kerjasama dengan Changi Airport Group (CAG). “Changi adalah penghubung Barat-Timur, Utara-Selatan, Tenggara-Barat Laut. Karena itu cocok jadi hub atau connector atau gate, menuju “the world next door” Indonesia,” ungkap Menpar. Saat ini, ada puluhan ribu perusahaan asing, baik dari Eropa, Amerika, Asia dan Australia yang memiliki representative office di Singapore. Selain itu juga banyak asosiasi, organisasi, korporasi besar yang memilih Singapura sebagai kantor, meskipun manufacture dan produksinya berada di negara lain. MICE jadi makin terlihat seksi lantaran jumlah pesertanya banyak, partisipannya adalah decision marker, length of Stay-nya panjang, media coverage-nya luas dan spendingnya sangat tinggi. “Menggabungkan MICE dengan pariwisata itu bisa langsung menyatu. Biasanya selepas acara atau sebelum acara, ada sesi city tour atau culinary tour, mengunjungi satu tempat paling menarik di kota tempat MICE dilangsungkan. Inilah yang bisa menggerakkan ekonomi. Semua roda ekonomi terkait dengan MICE dan tour-nya bisa hidup dan berkembang,” ulas Arief Yahya. Setelah itu, maskapai Singapore Airlines dan Silk Air pun  digandeng. Ini juga penting mengingat transportasi udara merupakan faktor paling critical bagi pariwisata Indonesia untuk mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Hal yang tak bisa dihindari mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Semua destinasi hanya bisa dijangkau dengan cepat via udara.  (Rel/Herman Ami)  

Berita Lainnya

Index