HARGA SAWIT MASIH BELUM NORMAL Hasil Bersih dari 5 Hektar Kebun Sawit Hanya Rp 2 juta Sebulan

PEKANBARU (RiauInfo) - Meski harga karet sudah mulai membaik, namun harga tandan buah sawit (TBS) masih tetap terpuruk. Kondisi ini membuat para petani sawit di Riau sudah mulai patah arang. Sebab gara-gara belum normalnya harga sawit, penghasilan mereka sangat minim. 

Misalnya saja yang dialami Amiruddin, warga Dusun Balai Jering, Desa Airtiris, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar. Saat harga sawit masih normal dulu, kebun sawitnya yang seluas 5 hektar bisa menghasilkan pendapatan belasan juta sebulan. "Namun sekarang penghasilan dari sawit paling besar Rp 2 juta sebulan," ujarnya. Bahkan menurut dia, saat harga sawit benar-benar terpuruk beberapa waktu lalu, pernah hanya mendapatkan Rp 1 juta sebulan. "Makanya kami kini sudah mulai sulit untuk mengantungkan diri pada usaha sawit ini. Banyak teman-teman yang sudah menjual kebun sawitnya," ungkap dia lagi. Amir sendiri belum punya rencana untuk menjual kebun sawitnya, karena penghasilan Rp 2 juta sebulan itu tidak terlalu mempengaruhi perekonomian rumah tangganya. Pasalnya dia masih punya penghasilan lain, yakni dari dana pensiunan PNSnya dan dari kebun karetnya. Lain halnya dengan, Yadi warga Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokanhilir. Ayah dari tiga orang putra ini mengaku perekonomiannya sudah morat marit akibat belum normalnya harga sawit ini. "Tapi saya akan berusaha terus bertahan selama setahun ini," jelasnya. Untuk membantu perekonomian keluarganya, dia berusaha mencari tambahan penghasilan lain yakni dengan menarik becak. Menurut dia, sampai harga sawit kembali normal dia akan terus menarik becak. "Kebetulan ada becak milik keluarga yang bisa saya pinjam untuk menambah penghasilan," tambahnya.(ad)

Berita Lainnya

Index