DPRD Minta Media Massa Lebih Selektif

PEKANBARU (RiauInfo) - Permasalahan prostitusi berkedok tempat usaha yang ada di Kota Pekanbaru adalah permasalahan kompleks yang harus dihadapi bersama. Karena sangat tidak mungkin disalahkan pemerintah kota saja, jika semua elemen tidak mau bergandengan tangan untuk menyelesaikannya.

Salah satunya adalah adanya peran media massa yang memang sangat menentukan. Sesuai dengan tujuan, memberikan hiburan, pendidikan dan kontrol sosial. Pertanyaannya, bagaimana jika media massa ikut berkecimpung dalam prostitusi berkedok usaha tersebut. Seperti diketahui, bukanlah sesuatu yang asing jika kita membaca iklan-iklan yang terkesan memberikan layanan jasa kesehatan dari usaha pijat, pada hal banyak diantaranya hanya kedok semata. Bahkan ada juga iklan yang terang-terangan dengan menyebutkan layanan plus dengan wajah cantik, paha mulus, body ramping, masih muda. Lebih memprihatinkan lagi, hal ini dapat dikonsumsi oleh siapa saja termasuk mereka yang masih remaja. Seperti yang ditelusuri RiauInfo dari berbagai iklan media massa yang ada di Pekanbaru. Disebutkan, "Capek, pegal, kami ada tenaga ahli hingga anda badan segar kembali. Hubungi kami....." Setelah dihubungi, benar nomor yang diberikan aktif dan kebetulan suara wanita yang menjawab. Dalam pembicaraan itu, awalnya sesuai dengan apa yang di iklan, yakni layanan jasa memijit dan bersedia datang. Tetapi setelah dialihkan kemasalah lain tentang layanan plus, wanita itu menjawab ia, berapa dan dimana, seakan tidak ingin menyiakan kesempatan. Hal yang sama (iklan layanan usaha pijat, red) juga terdapat pada media lainnya, pun sama seperti itu juga hasilnya. Bahkan ada juga diantaranya yang terang-terangan dengan menyebutkan kata-kata yang bisa memancing birahi. "Badan anda ingin segar. Kami ada seorang wanita muda yang sangat cantik, body aduhai, paha mulus, jari lentik senyum menawan. Dijamin puas! Telpon kami ..." Menyikapi hal ini, anggota Komisi I Muhammad DPRD Kota Pekanbaru Sabarudi ST dari Partai Keadilan Sejahtera mengharapkan adanya kepedulian kebersamaan dalam menghadapi praktek prostitusi berkedok tempat usaha, siapa saja termasuk media massa. Karena, jika ini terus dibiarkan akan menjadi suatu budaya yang mestinya harus dicegah jangan sampai terjadi. Apalagi diiklankan media massa yang berlaku untuk untuk umum. Untuk itu, Sabaruddi mengharapkan kepada media massa yang sudah terlanjur mengiklankan prostitusi berkedok tempat usaha pijat mestinya jangan dicetak. Kemudian lebih selektif lagi dalam memilih iklan. Jangan hanya memikirkan dari segi materi saja. Karena kita tidak ingin mendengar kelak para pelajar terlibat dalam hal ini.(muchtiar)


Berita Lainnya

Index