Ditemukan Benda Purbakala Bersejarah di Kuansing

PEKANBARU (RiauInfo) - Benda purbakala yang ditemukan di Kuantan Singingi pada Agustus 2009 silam, kini masih dalam penelitian oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) di Jogjakarta. Direncanakan, hasil dari penelitian tersebut akan diseminarkan pada 17 November di Pekanbaru, mendatang.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Riau, Jhoni Irwan, tujuan dari seminar tersebut adalah untuk mendengarkan dari hasil penelitian, seperti apakah persisnya fungsi dan kegunaan benda yang diperkirakan sudah berumur ribuan tahun itu. "Ya, terkait dengan adanya temuan benda purbakala pada Agustus 2009 silam di Kabupaten Kuantan Singingi itu, rencananya pada 17 November mendatang akan diseminarkan oleh pihak UGM bersama Dinas Pariwisata," katanya. Ketika ditanya apakah pada seminar nanti juga langsung didatangkan benda bersejarah ke Pekanbaru, untuk dimesiumkan sebagai arsip berharga bagi daerah, Jhoni Irwan tidak menjelaskannya secara rinci, termasuk apakah nanti tetap disimpan di Riau. "Kita lihat dulu, saat inikan masih masa penelitian. Kalau udah selesai, nanti kita akan minta untuk dimuseumkan di Riau, karena ditemukan di Riau,' terangnya. Sebagai informasi, sebelumnya pada Agustus 2009 silam, tim Pusat Studi Kebudayaan dari UGM menemukan alat batu yang digunakan pada masa prasejarah. Penemuan peninggalan benda zaman dahulu ini ditemukan di Kecamatan Logas daerah aliran sungai (DAS), Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Temuan prasejarah ini dikemukanan Ketua Tim Pusat Studi Kebudayaan UGM Widya Nayati. Dia mengatakan, alat batu yang ditemukan yakni Kapak Penetak, Kapak Perimbas, Serut, dan bahan untuk membuat batu serta fosil kayu. Menurut Widya, kapak penetak itu digunakan pada masa prasejarah untuk memotong kayu, memotong daging dan tulang. Sedang Serut itu digunakan untuk memotong benda yang kecil misalnya untuk mengiris daging biar lebih kecil. "Kapak penetak ataupun serut ini dibentuk oleh alat dari batu maupun fosil kayu, setelah akan terbentuk bagian yang tajam atau disebut perimping. Inilah beberapa alat yang digunakan pada massa prasejarah," katanya. Dia mengatakan, kapak penetak ini memiliki tinggi 12 sentimeter, lebar sembilan sentimeter, dan tebal lima sentimeter. Selain itu, ditemukan batu bentuk serut dan berbahan rijang berwarna merah dengan panjang lima sentimeter, lebar atas 2,58 sentimeter, dan lebar bawah 0,76 sentimeter. "Pada perimping kapak penetak dan perimping yang kita dapat, kita temukan ada yang pecah-pecah. Ini berarti alat batu tersebut sudah sering digunakan pada massa dulu," pungkasnya. Hasil observasi sementara, belasan benda purbakala ini sudah berumur 1.000 hingga 40.000 tahun. "Benda ini digunakan sekompok orang pada zaman dahulu. Berdasarkan analisis diduga manusia yang mengunakan alat ini adalah Homo Sapiens atau Phitecantropus," pungkas Widyia waktu itu.(ad)

Berita Lainnya

Index