Didukung Masyarakat, Polisi Izinkan Climate Defender Camp diteruskan

PEKANBARU (RiauInfo) - Secara mengejutkan Kepolisian Resor Pelalawan kemarin mencabut instruksi dari Gubernur Riau sehari sebelumnya untuk mengusir aktivis Greenpeace dari Kamp Pembela Iklim (Climate Defender Camp) di Semenanjung Kampar yang sedang terancam, dan mengizinkan aktivis untuk tinggal disana menyusul aksi dukungan kepada Greenpeace dari masyarakat lokal.
Siang ini sekitar 300 masyarakat Teluk Meranti datang ke Kamp Greenpeace untuk memberi dukungan dan meminta aktivis tetap berada di sana. Hal ini membuat Kepolisian Pelalawan akhirnya memberi izin untuk melanjutkan Climate Defender Camp. “Kami sangat senang dan terharu menerima dukungan luar biasa ini dari masyarakat Riau, ini menguatkan kepercayaan kami bahwa rakyat Indonesia menginginkan hutannya dilindungi,” ujar Zulfahmi, jurukampanye hutan Greenpeace Asia Tenggara. “Ini sinyal yang sangat penting kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa rakyatnya ingin menolongnya menghormati komitmen menurunkan emisi Indonesia dari deforestasi. SBY harus segera menindak pihak-pihak yang merusak hutan, dan pada saat bersamaan melindungi hutan, ekosistem dan masyarakat yang tergantung pada hutan.” tambahnya lagi Greenpeace membuka Kamp tiga pekan lalu untuk menarik perhatian pentingnya peran perusakan hutan hujan dan lahan gambut dalam perubahan iklim menjelang pertemuan penting Iklim PBB di Kopenhagen Desember mendatang “Kami ingin Greenpeace berada di sini selama mungkin. Keberadaan Greenpeace sangat membantu kami dalam mempertahankan hutan kami dari kehancuran,” ujar Suwandi, seorang guru di Teluk Meranti. “Jika Greenpeace akhirnya dipaksa pergi dari Kampar, kami akan menuntut APRIL harus pergi juga dari Kampar.” Ulah polisi ini menyusul aksi Greenpeace yang membentangkan banner raksasa di daerah hutan yang sedang dirusak bertuliskan: “Obama: Anda Bisa Menghentikan Ini” dan aktivis lain merantai diri mereka sendiri di tujuh eksavator APRIL. Aksi tanpa kekerasan ini juga bertujuan untuk mengingatkan para pemimpin dunia, terutama Presiden Amerika Serikat Barrack Obama yang sedang berada di Asia untuk pertemuan APEC, bahwa mereka harus segera melakukan aksi nyata untuk menghindari benana perubahan iklim dengan cara menghentikan deforestasi dan berkomitmen menurunkan emisi mereka secara signifikan dalam Pertemuan Iklim PBB di Kopenhagen Desember mendatang. Secara global, satu juga hektar hutan dirusak setiap bulannya, atau sebesar satu lapangan sepak bola setiap detiknya. Mengeluarkan banyak sekali CO2 sehingga perusakan hutan menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim dan menyumbang seperlima emisi gas rumahkaca global. Greenpeace mendesak penghentian deforestasi global hingga 2020.(ad)

Berita Lainnya

Index