Diduga "Dihajar" Guru, 2 Pelajar SDN 001 Kecamatan Limapuluh Lemas

PEKANBARU (RiauInfo) - Tugas guru sebenarnya hanya mengajar bukan "menghajar". Namun itu ternyata tidak dihayati oleh seorang guru di SD 001 Kecematan Limapuluh, Pekanbaru yang selama ini dikenal sebagai SD Teladan. Guru yang diketahui berinisial HNB ini justru "menghajar" dua orang muridnya hingga lemas dan terbaring sakit. 

Kedua murid yang menjadi korban kekerasan guru tersebut yakni Heriyandi (8) dan Muhammad Dzaki (8) murid kelas IIC. Peristiwa itu terjadi beberapa hari lalu saat Hendriyadi tidak bisa menghafal tugas yang diberikan guru kepadanya. Dia dijewer kemudian ditampar berkali-kali di depan kelas. Akibat tamparan itu tubuh korban langsung melemas dan sampai di rumah menhalami demam. Bekas tamparan itu masih menimbulkan bengkak di bagian telinganya sebelah kanan. Sampai saat ini Heriyandi hanya bisa berbaring di rumahnya. Perlakuan yang sama juga dialami Dzaki dari guru yang sama. Da juga mendapatkan jeweran dan tamparan dari HNB. Meski sering mendapatkan hukuman seperti itu, namun kali ini dirasakan Dzaki lebih keras dan sangat sakit. Akibatnya Dzaki tidak berani lagi masuk sekolah. Harisman, orangtua dari Heriyandi mengatakan, sejak mendapat tamparan oleh gurunya. Pulang sekolah dia mengeluh sakit di bagian telinganya karena ditampar guru. Badannya pun panas dan saat tidur selalu menginggau seperti ketakutan. Melihat kondisi anaknya itu, Harismanpun membawa anaknya ke Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center (PMC).Menurut dokter yang memeriksanya mengatakan kalau telinga Hariandi mengalami peradangan. Sampai kini Heriyandi masih terglek lemas di tempat tidur. Harisman menyebutkan dirinya tidak akan tinggal dia terhadap permasalahan ini. Pihaknya akan melaporkan kasus ini kepada pihgak kepolisian. "Saya tidak akan membiarkan masalah ini habis begitu saja, tapi akan melaporkannya ke polisi," ungkapnya emosi. Sementara itu Nurhayati (38) orangtua dari Dzaki mengatakan, anaknya tidak mau dipaksa sekolah karena takut ditampar lagi oleh gurunya. Menurut dia, Dzaki mengaku telah sering mendapatkan pukulan dari gurunya dan merasa tidak tahan lagi mendapat siksaan. Sehubungan hal itu, Nurhayati yang bekerja sebagai Pegawai Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru ini menyebutkan telah melaporkannya ke pengawas sekolah, namun belum ada tindakan tegas. Dia berencana akan mendatangi kepala sekolah untuk minta pertanggungjawabannya.(ad)
 

Berita Lainnya

Index