Riau Jadi Tujuan Transmigran
Kiki
Rabu, 16 Desember 2009 - 09:54:35 WIB
Wagubri menerima penghargaan dari Menko Perekonomian Hatta Radjasa atas dukungan dan sumbangan pemikiran yang diberikan Pemprov Riau dalam revitalisasi transmigrasi tahun 2010-2014.[/caption]
JAKARTA (RiauInfo) - Pemerintah melalui Depnakertrans kembali menggiatkan program transmigrasi di Indonesia, karena dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di tanah air. Untuk itu, Depnakertrans pada Rabu (16/12) bertempat di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, menggelar acara Temu Nasional Transmigrasi Tahun 2009. Acara yang dibuka oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa itu tidak saja dihadiri oleh para kepala daerah yang berkepentingan dengan masalah transmigrasi, tapi juga oleh para pengusaha yang selama ini mendapat keuntungan dari program transmigrasi.
Pada acara itu juga ditandatangani MoU tentang Ketransmigrasian antara para gubernur dari daerah asal transmigran (antara lain Gubernur Jatim, Jateng, Jabar, Lampung, Banten, DIY, NTT, NTB dan Bali) dengan para gubernur dari daerah yang menjadi tujuan para transmigran (antara lain Gubernur Jambi, Riau yang diwakili Wagubri HR Mambang Mit, Kalbar, Kalsel, Bengkulu, Sumut, Bangka Belitung dan Sumsel).
Wagubri HR Mambang Mit kepada pers usai acara mengatakan bahwa Riau memang menjadi salah satu daerah tujuan transmigran. Ini tidak saja untuk mengurangi kemiskinan dan penangguran, tapi juga untuk memanfaatkan lahan-lahan yang selama ini memang terabaikan atau tidak termanfaatkan dengan baik.
Salah satu daerah yang menjadi tujuan transmigran di Riau adalah Rupat di Kabupaten Bengkalis, Siak dan Inhu. "Tapi nanti kita lihat lagi, apa masih ada lahan-lahan yang bisa kita manfaatkan," ulas Wagubri seraya menambahkan bahwa saat ini masalah transmigrasi tidak sebatas menjadi urusan pemda dengan pemerintah pusat, tapi juga antar daerah bahkan juga dengan pihak pengusaha.
Mambang menegaskan bahwa program transmigrasi tidak semata untuk para pendatang, tapi juga masyarakat lokal. Bahkan bisa saja dengan perbandingan 75:25 dimana 75 persen masyarakat lokal dan 25 persen masyarakat pendatang atau 50:50. "Jadi kita harapkan terjadi asimilasi antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal," urainya.
Mambang meyakini bahwa program transmigrasi tetap menjadi salah satu program yang bisa diandalkan untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Apalagi penyebaran penduduk di Indonesia sangat tidak merata, dimana sebagaian besar masyarakat terpusat di Pulau Jawa.
"Kalau selama ini ada hal-hal yang negatif dari program transmigrasi, itu kita minimalisir atau kita upayakan agar tidak ada lagi," tutup pria yang tetap nampak awet muda itu.(ad)
[caption id="attachment_14563" align="alignleft" width="300"]Pilihan Redaksi
IndexKompolnas dan Ketua KI Pusat Sepakat Dorong Kepolisian Kelola Informasi di PPID
Wiwik Widaningsih dan Pengurus PWI Siak Periode 2023-2026 Resmi Dilantik
Topaz: Benih Sawit Unggul dari Asian Agri untuk Produktivitas Tinggi
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Umum
Wasta Lagoon Bakti: Hunian Mewah di Pusat Kota Pekanbaru dengan Keamanan dan Kenyamanan Terjamin
Ahad, 19 Mei 2024 - 17:25:38 Wib Umum
Kompolnas dan Ketua KI Pusat Sepakat Dorong Kepolisian Kelola Informasi di PPID
Selasa, 14 Mei 2024 - 22:30:00 Wib Umum
Rektorat UNRI: Penetapan UKT dan IPI Tetap Memperhatikan Prinsip Keadilan untuk Mahasiswa
Senin, 13 Mei 2024 - 19:17:19 Wib Umum
Wiwik Widaningsih dan Pengurus PWI Siak Periode 2023-2026 Resmi Dilantik
Rabu, 08 Mei 2024 - 20:19:20 Wib Umum