Dalam Single Digit, Utamakan Efisiensi dan Fee Based Income

BRK International Seminar PEKANBARU (RiauInfo) - Perlambatan ekonomi dunia harus disikapi secara positif dan harus kreatif untuk tetap dapat eksis dan tidak boleh pasrah dengan situasi ekonomi yang tidak menentu arahnya karena adanya turbelensi Tarik menarik antara perekonomian negara China dan Amerika Serikat. Menyikapi hal tersebut, Universitas Lancang Kuning melalui Program Pasca Sarjana serta Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau menggelar menggelar Seminar Internasional “Banking Role in the Global Trade” pada Selasa (1/3) bertempat di Lantai 3 gedung Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Riau. Hadir sebagai pembicara dalam Seminar Internasional tersebut, Prof. Dr. Joni Thamkin bin Borhan ekonom dari Malaysia, Dirut Bank Riau Kepri DR. Irvandi Gustari dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pekanbaru Ismet Isnono yang diwakili oleh Ismet Irwan Mulawarman selaku Deputi BI Provinsi Riau, Kepala OJK Riau M. Nurdin Subandi yang diwakili oleh Kasubag Pengawasan Bank OJK Pekanbaru Hans Hasibuan. Dalam seminar tersebut, Deputi Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Riau Irwan Mulawarman mengatakan “Demi menjaga stabilitas keuangan maka harus dilakukan kerjasama perbankan antar negara”. Hal ini disebabkan karena sejumlah komoditi nasional termasuk Riau diyakini masih bergantung dengan negara asing termasuk Tiongkok. Diantaranya sub komoditi non Minyak dan Gas. Komoditas Migas dan Non Migas ini sama-sama memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Riau. Hans Hasibuan menambahkan dalam seminar tersebut bahwa Otoritas Jasa Keuangan merupakan intitusi penggabungan fungsi lembaga Bapepam dan Bank Indonesia yaitu mengatur dan mengawasi. OJK bertugas sebagai lembaga pengawas untuk lembaga –lembaga keuangan dan memastikan pada lembaga yang diawasi telah berjalan system “Good Corporate Governance. Prof. Dr. Joni Thamkin bin Borhan dalam materinya banyak membahas tentang perbankan syariah di Malaysia. Dia menyampaikan bahwa persentase pangsa pasar perbankan Syariah di Malaysia sekitar 22% lebih banyak dibandingkan di Indonesia yang hanya 7% perbankan Syariah. Direktur Utama Bank Riau Kepri DR. Irvandi Gustari yang juga didaulat sebagai pemberi materi dalam seminar tersebut menyampaikan bahwa Ketahanan perbankan dalam perekonomian global dapat dicapai bila menonjolkan keuntungan dari Fee Based Income dan bukan dari Spread Suku Bunga. “Sejalan dengan yang disampaikan OJK, dengan pemberlakuan single digit suku bunga maka efisiensi secara total wajib dijalankan dalam perbankan”, ungkap DR. Irvandi Gustari kemudian. Seminar yang berlangsung setengah hari tersebut dihadiri oleh lebih dari 300an peserta datang dari kalangan akademisi, perbankan serta mahasiswa pasca sarjana dari Universitas Lancang Kuning. Berbagai pertanyaan terlontar dari para undangan seminar yang hadir yag ditanggapi oleh pemateri dengan jelas. “Alhamdulillah, untuk periode 2016 yang baru berjalan 2 bulan ini, laba Bank Riau Kepri per 1 Maret 2016 telah mendekati 60 M” jelas DR. Irvandi, saat ditanya wartawan tentang kondisi Bank Riau Kepri saat ini, usai memberikan materi Seminar Internasional Universitas Lancang Kuning. Selain itu Irvandi menyampaikan bahwa saat ini kredit macet yang terjadi sejak 3- 4 tahun yang lalu telah berangsur membaik hal ini terlihat dengan tingkat NPL (Non Performance Loan) telah berangsur turun yang merupakan hasil kerja keras Divisi -Divisi terkait dan seluruh karyawan Bank Riau Kepri. Selain itu dengan situasi ekonomi dan kondisi likuiditas ketat saat ini maka pelaksanaan efisiensi secara menyeluruh mejadi penting dan wajib dilaksanakan oleh perbankan dan tidak terkecuali di Bank Riau Kepri. Ketika Irvandi ditanya tentang kondisi saat itu Likuiditas Ketat sejalan dengan PMK Nomor 235/PMK.07/2015 tentang Konversi Penyaluran DBH dan/atau DAU Dalam Bentuk Non Tunai yang dikonversikan dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN), maka 5 Pilar yang telah dijalankan Bank Riau Kepri sejak 5 April 2015 lalu merupakan langkah tepat, dimana disalah satu pilarnya yaitu percepatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam kaitan perimbangan dana Non Pemda dan dana Pemda dinilai tepat dan pelaksanaan 4 pilar lainnya telah mulai dirasakan manfaatnya dan Bank Riau Kepri siap dengan kondisi perekonomian saat ini. Menurut Irvandi, walaupun ekonomi dunia sedang melambat, kita harus terus berupaya agar terus mencari solusi untuk hal-hal yang dapat memajukan perusahaan. (rls)

Berita Lainnya

Index