Chevron Kembali Menerima 39 Peserta Magang

[caption id="attachment_12077" align="alignleft" width="300"] Sapaat selaku Project Manager COOP/BBT tengah mempresentasikan nilai-nilai dan strategi Chevron Sapaat selaku Project Manager COOP/BBT tengah mempresentasikan nilai-nilai dan strategi Chevron[/caption] PEKANBARU (RiauInfo) - Hari ini sebanyak 39 mahasiswa dari lima universitas terbesar di Riau memulai program magang khusus yang dikenal dengan Program Cooperative Education (COOP) yang juga diistilahkan dengan Belajar Bekerja Terpadu (BBT) selama enam bulan di PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI). Mahasiswa yang terpilih dari rangkaian seleksi ketat tersebut akan menjalani BBT di berbagai departemen di CPI Rumbai, Minas dan Duri.
Peserta BBT merupakan mahasiswa yang terpilih berdasarkan hasil seleksi ketat CPI beserta Pusat Pengembangan Kewirausahaan dan Karir (P2K2) Universitas Riau (UR). Mereka berasal dari dari jurusan akuntansi, manajemen dan ilmu ekonomi pembangunan dari Universitas Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Islam Negri Suska, Universitas Lancang Kuning dan Politeknik Caltex Riau. Program BBT ini telah dilakukan oleh CPI dan P2K2 UR sejak 2006 lalu sebagai bagian dari kontribusi CPI dalam dunia pendidikan. Imamul Ashuri selaku Manager PGPA Specific Area PT. CPI dalam beberapa kesempatan juga menekankan bentuk dukungan CPI terhadap pengembangan kualitas anak didik khususnya di dunia Perguruan Tinggi. Program BBT ini syaratnya cukup mudah yaitu mahasiswa tersebut berasal dari jurusan yang disyaratkan oleh CPI, melengkapi pendaftaran dengan sertifikat TOEFL, IPK = 3 dan telah lulus teori di kampus baik dari tingkat D3 ataupun S1. Diharapkan dalam enam bulan masa belajar bekerja terpadu di dunia industri ini dapat menambah wawasan peserta BBT, sekaligus sebagai tempat mempraktekkan teori yang didapat di kampus. Dengan bimbingan mentor di tempat kerja, peserta BBT akan dituntun bekerja di departemen di mana mereka ditempatkan, antara lain di bagian keuangan, rumah sakit, pengadaan barang dan jasa, serta departemen urusan hubungan kepemerintahan dan masyarakat di CPI dengan mendapat insentif yang cukup memadai. Pjs.General Manager Policy Government Public Affairs (GM PGPA) Sumatera Operations Edwin Abdulmuthalib menerangkan bahwa sesuai panduan yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Jakarta melalui Direktur Kelembagaan, bahwa belajar bekerja terpadu ini harus dilakukan secara selektif dan terkoordinasi dengan pihak perguruan tinggi, bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa namun juga industri serta perguruan tinggi. Bagi perguruan tinggi, dengan banyaknya mahasiswa menjalani program BBT, akan memperkecil masa tunggu kerja mereka setelah tamat nantinya, hal ini dapat menjadi salah satu poin penambah nilai akreditasi jurusan. Selain itu pada sesi briefing sebelum para peserta BBT mulai menjalankan tugasnya, Edwin juga mengingatkan mereka untuk mematuhi peraturan kerja di CPI, sekaligus menyerap pengetahuan dan pengalaman bekerja sebagai modal mereka untuk terjun ke dunia kerja nantinya.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index