Chaidir Dinilai Figur Paling Tepat Untuk Pimpin Riau

news5872SINGAPURA (RiauInfo) – Masyarakat Riau harus berbangga. Pasalnya, kandidat Gubernur Riau, Drh H Chaidir MM yang diusung PDIP, PBB dan PNUI berpasangan dengan Suryadi Khusaini, Ketua DPD PDIP Riau, diundang khusus oleh Indonesia Program, Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Singapura Dia diundang, Kamis (31/7) di Traders Hotel, Orchard Singapura, untuk menjadi pembicara tunggal dalam seminar Internasional RSIS yang dihadiri oleh, Group President & CEO Sembcorp,Tang Kin Fei, perwakilan kementrian-kementrian di Singapura, perwakilan pengusaha dan investor di Singapura dan utusan media di Singapura, dan bertindak sebagai moderator Director Institute of Defence and Strategic Studies (IDSS), Berry Desker yang juga adalah mantan Dubes Singapura untuk RI di Jakarta. Dalam acara seminar dan dialog yang berlangsung tiga jam itu, Chaidir memaparkan panjang lebar (dalam bahasa Inggris aktif tanpa teks, red), tentang kondisi riil Riau dan bagaimana semakin berjaraknya hubungan kerjasama Riau-Singapura dalam lima tahun belakangan. “Masa Riau dipimpin Pak Saleh Djasit, hubungan Riau-Singapura sangat baik dan banyak kerjasama yang terjalin. Saya tidak tahu mengapa dalam lima tahun belakangan semakin berjarak jauh. Ke depan, saya harap hubungan itu bisa dijalin lagi. Sehingga Singapura bisa menanamkan investasinya ke Riau dan membantu pembangunan di Riau,” ujar Chaidir yang dalam Seminar itu diminta menjelaskan tentang Gubernatorial Election and Investment Climate in Riau Province, Indonesia. Dalam pengantarnya, Berry Desker menceritakan sungguh tersiksanya Singapura dengan kondisi asap yang terus saja terjadi di Riau dan merambah ke Singapura. Hal itu, kata Berry akibat lemahnya ketegasan dari pemimpin di Riau untuk memberikan sanksi terhadap para pembakar hutan. “Mudah-mudahan dengan majunya Bapak Chaidir sebagai kandidat Gubernur Riau bisa memberikan harapan besar baik bagi masyarakat Singapura dan Riau khususnya, agar asap tidak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan. Kami support bapak jadi Gubernur Riau. Karena hanya bapak yang punya track reccord yang baik untuk iklim investasi di Riau dari kandidat lainnya,” kata Berry disambut tepuk meriah hadirin. Menanggapi hal itu, Chaidir menyatakan, bahwa persoalan kenyamanan investasi adalah hal utama bagi pelayanan investor untuk Riau. Terkait masalah asap, kata Chaidir bahwa pemerintah dibawah kepemimpinannya kelak akan bersikap tegas terhadap sekelompok dan perusahaan yang membakar hutan seenaknya saja. Begitu juga, lanjut Chaidir, terkait kepastian hokum berinvestasi, sekarang bukan masanya lagi retorika dan hanya teori untuk memberikan kemudahan berinvestasi di Riau. “Saya harap investor dari Singapura betul-betul memaksimalkan perannya untuk berinvestasi di Riau. Bagi kami, kepastian hokum penting, begitu juga tentang hak tanah ulayat dan lahan pembangunan,” kata Chaidir. Ditambahkan Chaidir, selain kenyamanan investasi, jika memang dirinya nanti diberi kepercayaan oleh masyarakat Riau menjadi Gubernur Riau pada Pilkada Riau 22 September mendatang, ada tiga program yang harus dilakukan untuk kelancaran investasi, pertama menyegerakan pembangun infrastuktur yang baik, seperti pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai yang hingga kini masih belum tuntas, menyediakan alat transportasi yang mudah dan cepat serta pelayanan terhadap investor yang mudah dan cepat. "Selama ini, ketiga hal ini tidak serius untuk diterapkan, sehingga terkesan dipersulit. Bahkan, tidak heran jika banyak investor yang awalnya akan berinvestas menjadi urung menanamkan modalnya ke Riau,” papar Chaidir. Harapan BesarPara pebisnis yang hadir dalam acara semibar terbatas itu mencapai 70 persen. Mereka mengaku mempunyai harapan besar terhadap Chaidir untuk menjalin hubungan Riau-Singapura yang semakin berjarak ini. Sebagaimana diutarakan Group President & CEO Sembcorp,Tang Kin Fei, kepada Chaidir disela-sela makan siang. “Semoga Bapak Chaidir bisa memberikan iklim investsi yang baik di Riau, sehingga kami bisa mudah berinvestasi di sana. Selama ini, kami merasa sulit sekali berinvestasi di Riau, urusan yang berbelit-belit dan iklim dan kepastian hokum yang tidak kondusif,” kata Tang Kin Fei. Sementara, Research Analyst Indonesia Program RSIS, Efan Abelard L menambahkan, RSIS akan melakukan Confference of Riau Roundtable (CRR) di Singapura pada Oktober mendatang. Acara itu dimaksud untuk menjelaskan kepada investor Singapura-Indonesia terhadap kondisi riil Riau dan Kepulauan Riau, serta mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam dunia investasi di dua provinsi. “Kami mendapatkan banyak informasi dari pemaparan Bapak Chaidir. Kami akan jadikan masukan untuk dibahas di RCC nantinya,” kata Efan Abelard.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index