Cari Solusi Atasi Krisis Energi dan Pangan di Bengkalis

PEKANBARU (RiauInfo) – Setelah seluruh Kepala Dinas, Badan, Kantor dan Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah pada Jum'at (2/5) lalu, Senin (5/5) besok, seluruh camat di Kabupaten Bengkalis dipanggil Bupati Bengkalis, H Syamsurizal.

Tanpa bisa diwakili, mereka disuruh menghadap dan mengikuti rapat khusus yang akan membahas dan mencari solusi konkrit terkait berbagai persoalan bangsa yang terjadi akhir-akhir ini. Khususnya berkenaan dengan masalah krisis energi dan pangan yang terjadi sekarang ini. Ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan di kediaman resmi Bupati Bengkalis Wisma Daerah Sri Mahkota, Minggu (4/5) pagi kemarin, Syamsurizal membenarkan jika pemanggilan ke-13 camat di Negeri Junjungan ini untuk menindaklanjuti pidato Presiden Susilo Bambang Yudhono, Rabu (30/4) lalu. Sebagaimana harapan Presiden, pemanggilan para camat itu, dalam rangka untuk mensosialisasikan perkembangan terkini terkait dengan terjadinya krisis energi dan pangan itu. "Kemudian, guna memperoleh informasi langsung tentang dampaknya di tengah masyarakat di masing-masing kecamatan serta merumuskan langkah-langkah konkrit apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut," jelas Syamsurizal didampingi Sekretaris Daerah H Sulaiman Zakaria. Guna mengatasi krisis pangan misalnya, sambung Syamsurizal, apa yang dapat dilakukan masing-masing kecamatan sesuai dengan potensi dan ketersediaan lahan yang ada. "Terutama dalam rangka melakukan disversifikasi pangan," ungkapnya seraya membenarkan bahwa kehadiran camat tersebut memang tidak bisa diwakilkan. Sedangkan untuk mengatasi krisis energi, melalui rapat yang akan digelar di lantai II Kantor Bupati Bengkalis itu, para camat diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana langkah terbaik untuk mengurangi ketergantungan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) oleh masyarakat. "Misalnya dilakukan konversi penggunaan minyak tanah ke gas elpiji," kata Syamsurizal lagi. Pada bagian lain, dalam rangka konversi penggunaan minyak tanah ke gas elpiji (untuk memasak, red), Syamsurizal membenarkan bahwa Pemkab Bengkalis merencanakan akan menganggarkan dana dalam APBD Perubahan untuk pembelian tabung dan kompor gas sebanyak 20.000 unit. Menurut informasi yang berhasil dihimpun, dana yang dicadangkan untuk itu sekitar Rp 2 milyar. Nantinya, kalau masyarakat bersedia, selain memperoleh tabung gas elpiji ukuran 3 Kg, bagi setiap keluarga yang menerimanya juga akan mendapat satu kompor gas. Sehubungan dengan rencana konversi ini, Syamsurizal sangat berharap masyarakat tidak keberatan. "Dibandingkan menggunakan kompor minyak tanah, selain jauh lebih aman, penggunaan gas elpiji ini juga lebih jauh hemat dan lebih bersih," papar Syamsurizal. Rencana konversi ini, sambungnya, sebaga salah satu bentuk dukungan nyata Pemkab Bengkalis dalam mengurangi beban yang mesti ditanggung APBN akibat meningkatnya harga minyak dunia. Dikatakannya, dengan harga minyak dunia sebesar 120 dolar Amerika saat ini, beban subsidi yang ditanggung pemerintah mencapai Rp 274 trilyun.(ad)
 

Berita Lainnya

Index