Bulog Libatkan Penyalur dan Pedagang Keliling

PEKANBARU (RiauInfo) - Kelangkaan beras yang saat ini terjadi di Riau tidak hanya dialami oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan, tapi juga di wilayah pedesaan. Untuk mengantisipasi kelangkaan beras itu, Bulog Devisi Regional II Riau akan melaksanakan operasi pasar murni (OPM) dengan melibatkan para penyalur dan pedagang beras keliling. 
Kabulog Divre Riau Husein Akhmad Harahap melalui Kasi TU, Zulkifli kepada wartawan Senin (9/2) di Pekanbaru mengatakan, pihaknya sengaja melibatkan para penyalur dan pedagang beras keliling itu agar beras yang didistribusikan sampai ke tengah-tengah penduduk, terutama di wilayah pedesaan. Dengan demikian tujuan dari operasi pasar ini akan benar-benar sampai pada sasarannya, yakni untuk menstabilkan harga beras di pasaran. "Saat ini harga beras di sebagian besar wilayah Riau masih di atas harga normal," ungkap dia lagi. Dikatakannya, memang tidak mudah melakukan kerjasama dengan pihak penyalur dan pedagang beras keliling dalam program operasi pasar ini. "Harus ada item-item kesepakatan yang harus dijalankan dan tidak boleh mereka langgar. Dan, kita tidak mengkhawatirkan lagi, sehingga kita tidak perlu terus mengawasi mereka," terangnya. Salah satu kesepakatan tersebut diantaranya bahwa mereka harus menjual harga beras per kgnya sebesar Rp 3.700 dan juga harus tetap menempelkan spanduk bulog tentang operasi pasar murni. Sesekali, pihak Bulog melakukan crosscek ke tempat penyaluran tersebut. Apakah 'kesepakatan' itu dilanggar tentu perlu ditinjau ulang. Penyalur yang ditunjuk di pasar-pasar itu, kata Zulkifli lagi, harus ada surat izin tempat usaha (SITU) dan tempat usahanya. "Apabila kedua persyaratan itu tidak terpenuhi jelas tidak akan dilayani," ungkap dia lagi. Ketika ditanya, masalah pengawasan dengan 'memberikan' kepercayaan penuh kepada penyalur. Diakuinya sendiri bahwa pengawasannya itu memang agak sulit. Namun begitu jika ada penyimpangan pasti akan diketahui. "Kami yakin kalau ada penyimpangan pasti diketahui dan laporan itu akan sampai pada kami," katanya. Zulkifli mengatakan lagi, sebenarnya masalah perberasan di Riau, berbeda jauh dengan daerah lain seperti Pulau Jawa. Misalnya dalam pelaksanaan operasi pasar murni, masih terdapat joki-joki beras yang terlihat dan dengan sengaja mencari keuntungan. "Khusus untuk Riau mudah-mudahan peristiwa seperti itu tidak ada, sehingga operasi pasar yang kami lakukan ini secepat mungkin bisa membuat harga beras kembali stabil," tambahnya lagi.(Ad)
 

Berita Lainnya

Index