Buku Sumber Ilmu, Pencerdas dan Pembangun Watak Bangsa

news2350BENGKALIS (RiauInfo) - Bupati Bengkalis diwakili Sekretaris Daerah H Sulaiman Zakaria mengatakan, sumber utama ilmu pengetahuan diperoleh dari aktivitas membaca. Sebagai salah satu bahan bacaan, buku adalah alat pencerdas bangsa, sumber ilmu pengetahuan, sumber untuk membangun watak bangsa dan pembangun peradaban. Hal itu disampaikan Sulaiman ketika membuka Sosialisasi Gerakan Riau Membaca (GRM) tingkat Kabupaten Bengkalis tahun 2007. Kegiatan untuk menumbuhkembangkan minat dan membangun budaya membaca di tengah-tengah masyarakat tersebut dilaksanakan di Gedung Kesenian Cikpuan, Senin (10/9). “Sosialisasi ini sangat penting, Khususnya dalam upaya untuk mewujudkan masyarakat membaca(reading society) dan masyarakat belajar (learning society). Karena, masyarakat membaca dan belajar ini, sangat diperlukan dan turut menentukan terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta visi Bengkalis dan visi Riau tahun 2020. Lebih jauh Sulaiman menjelaskan, di era pembangunan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu pesat seperti yang terjadi saat ini, sebagai aset masa depan, maka upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas (SDM), terutama pada generasi muda memang perlu terus dikembangkan sejak dini. “Upaya dimaksud, diantaranya dapat dilakukan dengan mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang memiliki budaya membaca dan belajar yang tinggi,” kata Sulaiman yang dalam kesempatan itu juga menghibahkan sejumlah buku bacaan. Masih menurut Sulaiman, membaca memang memiliki arti yang sangat penting. Dengan membaca, katanya, keinginan seseorang untuk belajar, belajar dan belajar akan menjadi semakin tinggi. Semakin banyak seseorang membaca, maka dirinya akan semakin semakin sadar bahwa banyak sekali yang tidak kita ketahui. “Dengan membaca, kita akan memperoleh berbagai pengetahuan dan informasi penting yang diperlukan untuk hidup dan kehidupan ini. Sebaliknya, seseorang yang kurang membaca atau bahkan sama sekali tidak dapat membaca, maka dapat dipastikan orang itu akan ketinggalan informasi dan malah ketinggalan segala hal dalam kehidupan ini,” sambung Sulaiman. Pada bagian lain, Sulaiman mengatakan, berhasil tidaknya upaya untuk meningkatan kualitas SDM sangat erat hubungannya tinggi rendahnya minat atau budaya membaca yang ada di tengah masyarakat. Antara keduanya, ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. “Dengan membaca, maka seseorang akan banyak mengetahui tentang sesuatu.. Dengan banyak mengetahui tentang sesuatu tersebut, maka banyak permasalahan yang dapat diatasi atau diselesaikan,” katanya. Terkait dengan masih rendahnya minat dan budaya baca seperti juga diakui Sulaiman, hal itu semata-mata bukan disebabkan ketidaktersediaan. Persoalan utama, terangnya, karena budaya membaca itu memang belum terbangun dengan baik,” ungkap Sulaiman. “Proses untuk menjadikan membaca sebagai budaya dan kebutuhan, hal itu memang tidak bisa dibangun semudah seperti membalikkan telapak tangan, butuh waktu. Minat dan budaya membaca itu akan terbentuk dengan baik, apabila dibangun pada masing-masing individu atau seseorang sejak dini,” ujarnya mengingatkan. Usai membuka sosialisasi GRM serta serta berbagai lomba yang dilaksanakan berkaitan dengan kegiatan tersebut, dengan didampingi Kepala Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Bengkalis R Simamarta, Sulaiman meninjau pameran buku. Menurut Ketua Pelaksana sosialisasi GRM Ny Hj Nurma Rospian, selain Badan Perpustakaan Arsip Daerah Riau dan 10 perpustakaan umum dari kecamatan se Kabupaten Bengkalis, sejumlah penertib terkemuka juga turut serta dalam pameran yang bakal berlangsung hingga 14 September mendatang. “Diantaranya Gramedia, Elex Media Komputindo, Buku Kita, Ganeca Exact, Toha Putra dan Erlangga,” terang Nurma sembari mengatakan beberapa perguruan tinggi, seperti Politeknik Bengkalis, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah sejumlah sekolah di kota Bengkalis juga ikut dalam pameran dimaksud. Bukan itu saja, untuk lebih memeriahkan pameran buku, panitia pelaksana, ungkap Nurma, juga menggelar sejumlah lomba kreatifitas anak. Lomba yang diikuti sekitar 400 pelajar dari semua tingkatan (sd sampai SLTA) serta masyarakat umum itu, diantaranya kaligrafi, baca puisi, pidato bahasa Inggris dan karya tulis. (Tony/rls)


Berita Lainnya

Index