"Bangkit, Jangan Terlena, Jadilah Pelita Bagi Sesama"

PEKANBARU (RiauInfo) - Purnama dibulan Waisak mengingat kita akan tiga peristiwa dalam kehidupan guru agung kita. Pertama, kelahiran pangeran Sidharta di taman Lumbini pada tahun 632 SM. Kedua Pertapa Gautama mencapai penerangan sempurna di bawah pohon Bodhi di hutan Buddhagaya pada tahun 543 SM. Ketiga Budhha Sakkyamuni Parinibbana di Kusinara tahunn 543 SM.

Dalam memperingati hari Tri Suci Waisak, marilah kita renungkan secara mendalam makna waisak. Kita cari hakikat nilai-nilai waisak. Hari raya Waisak hekdaknya jangan hanya disambut dengan upacara serimonial tanpa pemaknaan dan pengertian benar. Upacara atau serimonial tanpa dilandasi pengertian tidak akan menghasilkan kebangkitan spritual yang berarti. Dalam Vibhanga (kitab kedua Abhidhama) dijelaskan, bahwa pelaksanaan upacara serimonial yang tidak dilandasi pengertian benar akan menjadi belenggu bagi pencapaian kebangkitan spiritual dan kebahagian sejati (vbh.377). Upacara dan hari waisak akan menjadi sarana pencapaian kebahagian dan kebangkitan spiritual bila dilandasi pengertian dan pemaksaan mendalam serta ditempatkan pada posisi yang benar sebagai metode (kausalya) dan bukan sebagai tujuan final. Perayaan Tri Waisak 2552 BE/2008 Vihara Dharma Loka mengadakan serangkaian kegiatan yang bersifat sosial dan berciri khas Budhhis. Rangkaian kegiatan yang dilakukan antaralain penyalaan pelita Waisak dan ritual mandi Rupang pada pukul 8.00 Wib sampai. Selepas acara ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Mei 2008, dilanjutkan dengan prosesi Waisak pada pukul 17.00 Wib yang diikuti sekitar 3500 umat Buddha di Kota Pekanbaru dan sekitarnya. Tujuan diadakannya prosesi Waisak adalah untuk mendoakan kesejahteraan bangsa dan negara. Pada hari Selasa 20 Mei diadakan kebangkitan detik-detik Waisak menjelaskan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Budha yaitu saat kelahiran, pencapaian penerangan sempurna dan Parinibbana (wafat). Selain ritual dan prosesi Waisak, Vihara Dharma Loka juga mengadakan Dharmayatra (mengunjungi tempat-tempat suci agama Budha) yaitu kunjungan ke candi Muara Takus yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Juni 2008. Marilah kita jadikan Waisak 2552 BE tahun 2008 sebagai momentum yang penting untuk berbenah diri, bangkit dari berbagai kelengahan, keterpurukan hidup, menumbukan kwalitas Budha di dalam diri, mengembangkan atmosfir kepedulian dan kebersamaan. Mewujudkan perdamaian bahu-membahu dalam bangsa dan negara. Budha bersabda, bahwa hidup hanya tersedia pada saat ini. Masa lalu telah berlalu, masa depan belum tiba. Anda hanya memiliki satu massa untuk hidup, masa itu adalah masa kini. Semoga tekad tulus kita yang didasari dengan pengertian benar mampu memberikan warna perubahan hidup yang lebih baik.(rls/muchtiar)
 

Berita Lainnya

Index