Audiensi IDI Pekanbaru dengan Plt Gubri

Pekanbaru (RiauInf0) -Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman terlihat sangat tersentuh dengan paparan Panitia HUT ke-64 HUT Ikatan Dokter Indonesia, seputar derita ratusan anak Riau penyandang Thalasemia (kelainan darah) dan disabilitas (cacad). Karena itu dia menyatakan akan hadir langsung pada malam puncak acara, Sabtu (6/12) pekan depan, untuk menyaksikan atraksi seni oleh anak-anak bernasib kurang beruntung itu.   "Kalau saya tak dipanggil mendadak ke Jakarta, saya akan hadir," katanya sambil meneken draft undangan acara yang disodorkan panitia yang beraudiensi di kamar kerjanya, Jumat (28/11) petang.   Rombongan panitia HUT IDI dipimpin oleh Ketua IDI Pekanbaru dr Zul Asdi SpB MKes, Ketua Panitia Dr dr Ririe Fachrina Malisie SpAK, dr Elmi Ridar SpA, dr Medrison,  dr  Hamzah,  dr Wiwid A SpA  M Biomed,  dr Abdullah Qayyum,  dr Susatio, dan dr Tb  Odih SpBA. Ketua IDI Wilayah Riau dr Nuzelly Husnedi MARS, juga ikut hadir.   Sedangkan Arsyadjuliandi Rachman didampingi Kadis Kesehatan Riau Zainal Arifin dan Karo Humas Yoserizal Zen.   Kepada Gubernur, dr Ririe menjelaskan, bahwa tema HUT IDI kali ini adalah membangun kepedulian terhadap penyandang disabilitas dan penyakit kronis anak, khususnya thalasemia, hemofilia dan kanker darah. Jumlahnya yang terdata di Riau, lebih dari 200 orang. "Sebagian dari mereka akan ditampilkan pada malam hiburan puncak HUT IDI," kata doktor ahli ICU anak itu.   Menurut dr Elmi Ridar SpA yang tunak menangani penyakit ini, thalasemia adalah penyakit kelainan darah (sel darah rusak sebelum darah yang baru terbentuk), sehingga penderita butuh transfusi darah rutin. Setiap penderita penyakit turunan ini, butuh 3-4 kantong darah sebulan, serta obat-obatan dengan total biaya Rp 7 juta sebulan, sepanjang hidupnya. Jumlah penderita yang terpantau di Riau, sekitar 120 orang.   Sedangkan hemofilia ialah penyakit darah sukar membeku. Bila penderita mengalami luka, biaya pengobatannya bisa mencapai belasan juta rupiah. Bahkan bagi penderita yang mengalami luka dalam karena terbentur atau jatuh, bisa menyebabkan pembengkakan atau cacad sendi. Jumlah penderitanya tercatat sudah 50 anak.   Untuk itu, dalam HUT kali ini, panitia menjaring pendonor darah tetap lewat Program Ten for One, atau 10 pendonor tetap untuk satu anak penderita. Donor darah bekerjasama dengan PMI. Pada donor darah ini, selain anggota IDI sendiri, juga akan merangkul pihak lain sebagai pendonor. Diantaranya kalangan kepolisian, TNI, birokrat, organisasi wanita, wartawan dan masyarakat umum yang berminat.   IDI melibatkan semua pihak dalam donor darah, karena ingin membantu  penyediaan darah tetap untuk anak-anak penderita Thalasemia (kelainan darah), Hemofilia (darah sukar membeku) dan Leukemia (kanker darah). “Untuk 120 anak Thalasemia saja, dibutuhkan sebanyak 360 kantong darah sebulan,” ujar Dr Ririe.   Rangkaian kegiatan HUT IDI ini sudah dimulai. Namun, puncak kegiatan pekan peduli akan digelar 1-6 Desember 2014 mendatang. Kegiatan yang sedang berlangsung adalah serial talkshow kesehatan di TVRI dan RRI Pekanbaru. Sedangkan pekan peduli nanti, antara lain akan diisi dengan kunjungan anggota IDI ke Unit Rehabilitasi Medik, Pusat Palsi Serebral, Thalasemia Center, dan Unit Kanker Anak, baik di RSUD maupun RS Swasta di Pekanbaru.   Selain itu HUT IDI Pekanbaru juga akan diisi dengan Seminar Awam “Masalah Kesulitan Makan Pada Anak”. Seminar yang akan berlangsung 6 Desember di Hotel Pangeran ini, akan menampilkan dr Yuliati SpA IBCLC, dan dr Tengku Misdalia SpKFR MKes. Seminar ini terbuka untuk umum.   Pada hari dan tempat yang sama, juga akan berlangsung Seminar Medis  “Deteksi Penyakit Kronis yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak pada Unit Pelayanan Primer.”  Seminar yang hanya diikuti para dokter dan kalangan medis terkait ini, akan menampilkan dr Wiwit Ade F Biomed SpA, dr Elmi Ridar SpA, dr Tb Odih R SpBA, dr Ismet SpA, dan dr Frida Yenti SpPK.   Rangkaian HUT IDI Cabang Pekanbaru akan ditutup dengan Malam Peduli pada Sabtu (6/12) malam. Acara ini akan dikemas menarik dengan menampilkan kebolehan seni anak-anak penyandang Thalasemia, dan penampilan khusus artis Putri, juara Indonesia’s Got Talent sebuah TV swasta nasional.       Gubri Minta IDI Dukung Rencana Layanan Puskesmas 24 Jam   Pekanbaru --- Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman minta para dokter yang bernaung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Riau, agar mendukung rencana Pemprov Riau yang akan mengaktifkan layanan operasional Puskesmas 24 jam di provinsi ini, mulai tahun depan.   Permintaan tersebut disampaikan Andi Rachman (panggilan akrab Plt Gubri), ketika menerima Panitia HUT ke-64 IDI di ruang kerjanya, Jumat (28/11) petang. Rombongan IDI dipimpin Ketua IDI Cabang Pekanbaru dr Zul Asdi SpB MKes, Ketua Panitia Dr dr Ririe Fachrina Malisie SpAK, dr Elmi SpA, dr Medrison,  dr  Hamzah,  dr Wiwid A SpA  M Biomed,  dr Abdullah Qayyum,  dr Susatio, dan dr Tb  Odih SpBA. Ikut beraudiensi Ketua IDI Wilayah Riau dr Nuzelly Husnedi MARS.   Sedangkan Andi Rachman didampingi Kadiskes Riau Zainal Arifin dan Karo Humas Yoserizal Zen.   Menurut Andi, untuk meningkatkan layanan kesehatan terhadap masyarakat luas, pihaknya berencana mengoperasikan seluruh Puskesmas di Riau selama 24 jam dalam sehari. "Saya sudah sampaikan ke Presiden Jokowi pekan ini, dan beliau mendukung. Bahkan, kita minta untuk pendanaan perawatan pasien yang selama ini mengandalkan Jamkesda, harus didukung Jaminan Kesehatan Nasional," paparnya.   Sabab itu, IDI lewat anggotanya di berbagai kabupaten-kota di Riau, harus mendukung dari aspek penyiapan tenaga dokter. "Saya harap jangan ada lagi dokter-dokter dari kabupaten-kota, yang digoda-goda untuk pindah ke kota Pekanbaru. Sebab, masyarakat yang sakit tidak hanya di kota, yang banyak malah di pedesaan," ujarnya.   Jika program Puskesmas 24 jam ini kelak sudah berjalan, masyarakat akan mendapat kepuasan pada pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Namun demikian, bukan berarti layanan di rumah-rumah sakit, sebagai pusat layanan kesehatan tingkat lanjut, tak perlu ditingkatkan lagi. Justru ini menjadi tantangan bagi rumah sakit. "Jangan sampai layanan di rumah sakit kalah dari layanan di puskesmas," katanya mengingatkan.   Selain itu, Pemprov Riau ke depan akan menggesa peningkatan sumberdaya manusia (SDM) melalui pemberian beasiswa dalam dan luar negeri. Termasuk SDM kesehatan. "Kalau mau menang bersaing di era global, tak ada pilihan lain, SDM kita harus unggul, termasuk SDM kesehatan," ujar Andi Rachman.   Dia memberi ilustrasi, kehebatan dunia kesehatan Malaysia hari ini, jangan dilihat sejarang. Tapi, harus mencermati sejarah masa lalu mereka. Tahun 1970-an, Malaysia sudah menabur beasiswa untuk rakyatnya. Ketika Andi kuliah di Amerika, dia melihat hampir di semua universitas, ada mahasiswa Malaysia. Bahkan, sampai ke kota kecil pun ada.   "Kini BUMN dan rumah sakit di Malaysia, tumbuh subur. Makanya mereka bisa leading di sektor finance dan agro," katanya   Ketua IDI Pekanbaru dr Zul Asdi menyambut baik ide pengoperasian Puskesmas 24 di Riau. Pihaknya akan mendukungnya dengan peningkatan kualitas dokter melalui seminar dan pelatihan. Untuk itu, tambah Dr Ririe, memeriahkan HUT IDI tahun ini, panitia akan menyelenggarakan seminar yang akan diikuti sekitar 1000 dokter se wilayah Riau.  

Berita Lainnya

Index