Anggota DPR RI Dukung PT SPR Kelola Blok Langgak

JAKARTA (RiauInfo) - Anggota komisi VII DPR RI Idris Laena mendukung sepenuhnya pengelolaan ladang minyak di Blok Langgak, Kampar dan Rohul kepada Pemda Riau menyusul berakhirnya kontrak dengan Pemerintah Indonesia. 

Pengelolaan ladang minyak secara resmi kepada PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) mulai Selasa (20/1) menunjukkan adanya kepercayaan yang tinggi dari pemerintah kepada Pemda Riau setelah dua kali mengalami masa perpanjangan kontrak. Dengan demikian, PT SPR menyingkirkan nama PT Riau Petroleum yang sebelumnya juga disebut-sebut bakal mengelola Blok Langgak. Idris berharap kepercayaan terhadap Pemda Riau dalam mengelola blok Langgak menjadi pioneer bagi blok-blok atau ladang minyak lainnya di Riau. Keuntungan lainnya adalah SDM Riau diberdayakan secara maksimal sekaligus menunjukkan adanya tenaga kerja yang profesional. "Ini (dikelola Pemda-red) merupakan sebuah kemajuan dan patut didukung semua masyarakat Riau dimanapun, " ujar politisi dari Partai Golkar itu, Selasa (20/1) kemaren di gedung DPR/MPR RI, Jakarta. Sebagai anggota komisi VII DPR RI yang membidangi masalah migas, ristek dan SDA, Idris menyatakan sudah sepatutnya pengelolaan ladang minyak menjadi otoritas daerah atau Pemda. Dengan dikelola Pemda, maka berarti Pemda Riau diberikan kesempatan untuk mengelola ladang minyak yang berada di wilayahnya sendiri. "Ini sebagai peluang terbaik Pemda untuk mandiri. Sebagai daerah penghasil migas, ini juga peluang untuk mengembangkan tambang-tambang asing, tidak perlu harus asing, " ujar Idris yang menjadi anggota DPR RI menggantikan Saleh Djasit itu. Seperti diketahui pengelolaan ladang minyak Blok Ladang yang selama ini ditangani oleh PT Chevron Pacifik Indonesia (CPI) kontraknya bakal habis pada 19 Januari 2008. Kontrak PT CPI atas ladang minyak dengan 28 sumur itu sedianya berakhir 19 Januari 2007, namun pemerintah pusat memperpanjang kontrak hingga Januari 2009. Menurut Idris, siapapun BUMD yang mengelola Blok Langgak harus didukung penuh. Yang pasti perusahaan pengelola Blok Langgak itu harus memiliki kesiapan secara manajerial dan finansial. "Yang penting Riau bisa mengelola sendiri dan tak tergantung pihak asing, " ujarnya.(ad/rls)
 

Berita Lainnya

Index