Bank Syariah vs Bank Konvensional. Siapakah yang Lebih Diminati di Tahun 2025?

Selasa, 07 Oktober 2025 | 16:32:14 WIB
Ilustrasi

Oleh: Maryam Aqilah, mahasiswi Universitas Tazkia Bogor.

Seiring perkembangan industri keuangan Indonesia, pertarungan antara bank syariah dan bank konvensional semakin menarik perhatian. Di tahun 2025, siapa sebenarnya yang lebih diminati masyarakat? Apakah bank dengan prinsip bagi hasil dan menjauhi riba ini mampu menyusul popularitas bank konvensional yang lebih dulu eksis?

Bank syariah dan bank konvensional memiliki prinsip dan target nasabah yang cukup berbeda. Bank syariah berlandaskan prinsip Islam, menghindari riba, serta mengedepankan keadilan dan transparansi. Sementara bank konvensional beroperasi dengan sistem bunga dan orientasi profit maksimal. Terlepas dari idealisme dan nilai yang diusung bank syariah, faktanya pada 2025 mayoritas masyarakat Indonesia masih lebih memilih bank konvensional. Mengapa demikian?

Data riset terkini menunjukkan sekitar 83% masyarakat memilih bank konvensional meski ada sekitar 80% sudah memahami perbedaan antara kedua jenis bank tersebut. Faktor utama yang mempengaruhi keputusan ini adalah kemudahan akses infrastruktur, jaringan ATM yang luas, keberadaan cabang di berbagai lokasi strategis, serta integrasi dengan institusi pendidikan dan tempat kerja. Bank konvensional menawarkan kenyamanan ini, membuatnya jadi pilihan praktis bagi masyarakat urban maupun rural.  

Di sisi lain, 63% masyarakat menjadikan nilai agama sebagai pertimbangan dalam memilih bank, menunjukkan potensi pasar yang besar bagi bank syariah. Namun, keterbatasan jaringan ATM bank syariah dan minimnya kerja sama dengan perusahaan lain menjadi tantangan yang belum teratasi sepenuhnya untuk mendongkrak daya tarik bank syariah.

Prinsip risiko bersama dan larangan riba yang dipegang bank syariah adalah nilai jual unik dan etis yang dijaga. Namun, dalam konteks kenyamanan dan aksesibilitas, bank konvensional masih lebih unggul terutama di segmen nasabah yang mengutamakan kemudahan dan hampir tidak mempertimbangkan aspek agama dalam bertransaksi.

Dari sisi produk dan teknologi, bank syariah terus berinovasi dengan layanan digital dan produk yang sesuai syariah, tetapi skalanya belum sebesar bank konvensional yang lebih dulu mengusung transformasi digital secara meluas. Ini menjadi faktor kunci dalam memenangkan persaingan di era ekonomi digital 2025.

Bank syariah perlu memperluas jaringan fisik, pengembangan aplikasi digital yang meningkatkan aplikasi mobile banking dan platform online yang user-friendly untuk memudahkan nasabah melakukan transaksi dan mengelola keuangan dan digitalnya sekaligus meningkatkan edukasi publik tentang keunggulan prinsip syariah dalam keuangan, sehingga lebih banyak masyarakat yang yakin dan nyaman menggunakan layanan bank syariah. Kolaborasi strategis dengan lembaga lain untuk memperluas ekosistem finansial syariah akan sangat membantu. Masyarakat didorong untuk tidak hanya memilih bank berdasarkan kemudahan, tetapi juga mempertimbangkan aspek keberkahan dan keadilan yang ditawarkan bank syariah.

Di tahun 2025, bank konvensional masih mendominasi pilihan masyarakat berkat kemudahan layanan dan jaringan luasnya. Namun, bank syariah memiliki peluang besar untuk tumbuh dengan memanfaatkan nilai keadilan dan keberkahan yang ditawarkan serta memperkuat layanan digitalnya. Pada akhirnya, pilihan bank terbaik adalah yang mampu menjawab kebutuhan praktis dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat secara bersamaan.

 

Tags

Terkini