Akmal Famajra: Peran Media Massa Sangat Penting

news2345PEKANBARU (RiauInfo) - Wartawan Senior PWI Riau, Akmal Famajra, mengatakan dengan tegas bahwa media massa sangat berperan penting demi terciptanya pembangunan pariwisata Riau. Bukan itu saja, melainkan masih banyak komitmen disemua sektor dalam menyusun kebijakan serta langkah-langkah operasional. Dalam sambutanya pada Workshop Pariwisata PWI Riau di Aula RCI Pekanbaru, Senin (10/9) menyampaikan melihat pertumbuhan media massa di Riau ini merupakan sungguh hal yang sangat mengembirakan. Karena tempat-tempat terbit media tidak lagi hanya terpusat di Riau, melainkan sudah tersebar ke Kabupaten/Kota. Ini suatu hal sangat mengembirakan sekali, yakni semakin banyak pengelola situs pemberitaan di internet atau webside yang dikelola oleh putra-putri Riau. Melalui multimedia ini, maka saluran informasi keberbagai pelosok dunia akan cepat sampai. Saluran informasi tanpa mengenal batas tempat dan waktu terbit, merupakan sarana yang paling ampuh dalam menyebarluaskan informasi tentang destinasi atau objek wisata di Riau ke manca negara. Selain biayanya lebih murah, juga kapan dan siapa dapat melakukan akses. Berdasarkan penelitian dari pihak Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, media massa mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengembangan tumbuhkan kepariwisataan. Baik sebagai saluran infromasi maupun sebagai sosial kontrol terhadap objek kunjungan itu sendiri. "Saya katakan bahwa media massa sangat mempunyai peranan dalam mengembangtumbuhkan objek wisata di Bumi Melayu ini. Bukan saja dalam memberikan informasi tentang pembangunan destinasi, melainkan memberikan masukan terhadap berbagai kemungkinan dikembangkannya kegiatan kepariwisataan itu sendiri," katanya. Kalau dilihat dari potensi yang dimiliki, maka Riau sangat mempunyai peluang dan harapan besar dalam mengujutkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dan sebagai pengerak ekonomi kerakyatan. Sejumlah objek wisata yang telah dilakukan inventaris oleh Kabupaten/Kota serta Dinas Budsenipar Riau tercatat lebih kurang 138 objek wisata alam maupun wisata budaya yang dikembangkan. "Sayang dari jumlah yang banyak tersebut terpendam di dasar laut. Tanpa ada reaksi menuju perbaikan kearah yang lebih baik lagi," keluhnya. Pandangan seorang wartawan terhadap objek wisata mempunyai multiplier efek yang akan mempengaruhi perkembangan kedepan. Jika melihat destinasitu dari sisi negatifnya atau kelemahannya tanpa membuat keseimbangan pemberitaan, maka akan terjadi pengaruh kepada destinasi itu sendiri. "Jika seseorang wartawan memandang secara optimis, maka akan muncul pandangan yang positif terhadap objek wisata itu sendiri. Untuk melakukan sosial kontrol terhadap pelaksanaan pembangunan kepariwisataan, sebaiknya tidak dicampur dengan tulisan yang menginformasikan destinasi atau objek wisata itu sendiri," terangnya. Dalam konteks pembangunan pariwisata harus dipandang sebagai suatu sistem. Dalam sistem tersebut tercakup berbagai komponen yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi meliputi pasar, perjalanan, destinasi dan pemasaran (promosi). "Oleh karena itu perlu adanya sinergi kebijakan yang mengatur penyelengaraan pariwisata di Riau," katanya mengakhiri. (Dd)
 

Berita Lainnya

Index