1,1 Miliar Tersalurkan Tanpa Kerusuhan

PEKANBARU (RiauInfo) - Ditengah kekhusukan suasana ramadhan, umat muslim dikejutkan dengan inseden meninggalnya 21 korban jiwa akibat berebut zakat yang dibagikan oleh satu pengusaha kaya di Pasuruan. Media massa pun dibuat heboh dan memberitakan kejadian ini. Pasalnya kejadian ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Kejadian serupa juga pernah terjadi di Gresik dalam kasus yang sama. 

Banyaknya masalah yang ditimbulkan dari pengelolaan zakat secara tradisional patut menjadi cerminan kita bersama sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Saat ini masih banyak dijumpai pengelola zakat secara individu maupun secara tradisional khususnya di daerah pedesaan dan kota kecil. Banyak resiko yang ditimbulkan dari sistem pengelola seperti ini selain korban meninggal, hal yang lain mungkin terjadi misalnya tidak meratanya mustaik yang mendapat bantuan, sistem keadilan dan kurangnya koordinasi yang tepat. Tak terkecuali pula biasanya pembagian zakat secara langsung tidak menyasar pada pemberdayaan setelah dilakukan. Akibatnya, mustahik hanya terbantu sesaat dan tidak tepat sasaran. Dan terasa ada parade kemiskinan, karena mustahik yang dibantu diperlakukan sebagai obyek tontonan. Sebagai pengelola zakat nasional yang hadir di 26 kota di Indonesia, rumah zakat Indonesia memiliki visi menjadi lembaga amil zakat yang amanah dan profesional. Setiap program penyaluran telah melalui tahapan survei kelayakan. Demikian pula jenis program, lokasi sasaran mustahik dan pemberdayaan. Dari 4 program yang terdiri dari health car (kesehatan), edu care (pendidikan), eco care (ekonoi) dan yoult care kepemudaan) semuanya telah memiliki basis komunitasnya yang akan dibantu yang terangkum dalam 177 ICD di seluruh Indonesia. Disetiap ICD memiliki penanggung jawab yang disebut dengan Mustahik Relation Officer (MRO) yang bertugas mendampingin di wilayahnya. Dengan adanya MRO ini maka setiap kebutuhanm sasaran program yang tepat dan penyaluran bantuan bisa terdistribusi secara maksimal dan terhindar dari keributan dan gaduh yang ujung-ujungnya merugikan mustahik itu sendiri. Memasuki hari ke 14 Ramadhan, Rumah Zakat Indonesia secara nasional telah menyalurka program Ramadhan sebesar 1,1 miliar rupiah dengan total penerimaan manfaat sebanyak 43.716 orang. Program Ramadhan yang disalurkan antara lain ifthor (paket buka puasa), paket peduli pangan dan kado lebaran. Hingga saat ini komposisi ifthor masih yang tertinggi. Tercatat sebanyak 5379 paket ifthor di Jawa, Sumatera, Jabotabek dan Jawa Barat telah tersalurkan. Penerima bantuan ifthor ini meliputi masyarakat yang tinggaldi ICD, Jemaah mesjid, anak asuh, janda dan memberi layanan bersalin gratis. Sedangkan nilai ifthor sendiri adalah sebesar 20 ribu rupiah perpaket, paket peduli pangan 150 ribu rupiah per paket dan kado lebaran 150 ribu per paket. Penyaluran dilakukan secara nasional dan lokasi lain yang telah disurvey. Adapun mustahik yang menerima bantuan telah melalui survey kelayakan dan tercatat sebagai binaan Rumah Zakat Indonesia. Jadi melihat besarnya komunitas muslim Indonesia alangkah baiknya masyarakat yang masih menyalurkan zakatnya secara tradisional mulai beralih ke sistem profesional melalui lembaga zakat yang pasti menghindarkan jatuhnya korban jiwa. (rls) Tatik Suspita  Marketing Support Officer  Rumah zakat Indonesia Cabang Pekanbaru

Berita Lainnya

Index